Selasa, 11 Mei 2010

DO WE KNOW? we can do with the power of God

Tahukah kita?
Kekuatan nurani memiliki kapasitas 88% sedangkan Kekuatan akal memiliki kapasitas 12% jika kita sering mendengar statement “Anda adalah apa yang anda pikirkan” itu berarti kita hanya menggunakan 12% dari kekuatan pribadi kita. Ini adalah sebuah transformasi jitu jika kita menggunakan statement “Anda adalah apa yang anda pikirkan dan rasakan sesuai nurani” suatu kolaborasi yang sinkron antara 12% + 88% = 100% secara tidak langsung kekuatan pribadi kita teriringi oleh kekuatan Tuhan, Subhanallah,,,

Tahukah kita?
Dalam perasaan yang positif terdapat zona ikhlas melingkupi rasa syukur, tenang, sabar, focus, bahagia, harapan dan semangat
Dalam perasaan yang negative terdapat zona nafsu melingkupi rasa keluh, cemas, marah, takut, sesal dan dendam
Ini adalah suatu pilihan, silahkan tentukan pilihan kita, dalam zona apakah kita???

Tahukah kita?
Doa yang terkabul dapat disebabkan oleh nurani yang tulus karena didalamnya terdapat keyakinan yang dalam akan keajaiban Ilahi. Rasakan kekuatanNya biarkan nurani mengalir mengucapkan keinginannya, iringi bersama kekuatanNya maka tiada kemustahilan bagi Tuhan. Subhanallah,,,

Tahukah kita?
Bahwa kebahagiaan itu adalah kesuksesan, karena sukses sama dengan bahagia, maka sukseslah kita dengan merasakan kebahagiaan dari kemarin, sekarang, besok dan selamanya. Subhanallah,,,

Tahukah kita?
Untuk mencapai kebahagiaan itu membutuhkan keserasian antara: perasaan, pikiran, tindakan. Selama tiga unsur ini selalu berjalan serasi maka tercapailah kebahagiaan.

Dari awal setiap paragraf tercatat tahukah kita? Kenapa kita? Kenapa bukan saya? Kenapa bukan anda? Atau dia, bahkan mereka? Ya ..., memang lebih pantas kalau menggunakan kata ”kita”! Siapa lagi? Makhluk Tuhan yang melestarikan tapi juga merusak alam semesta ini. Mahkluk Tuhan yang saling menyayangi namun juga membunuh satu sama lain di muka bumi ini. Kita yang diamanahkan sebagai khalifah di muka bumi ini disadari atau tidak, kita sering melupakan bahwa alam bawah sadar setiap manusia memiliki kekuatan yang begitu dahsyat, merupakan anugerah terindah yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah lainnya.

Disadari atau tidak, seolah-olah kita menafikan akan anugerah tersebut, sehingga terlalu mengagung-agungkan kekuatan logika yang sebenarnya sangat terbatas. Karena alam bawah sadar setiap manusia merupakan fitrah dari kekuatan nurani itu sendiri, maka dengan kekuatan itu pulalah derajat manusia lebih mulia dari makhluk Allah lainnya. Apakah ini bukan anugerah? Tentulah ini suatu anugerah Allah yang patut kita syukuri. Untuk mensyukurinya bagaimana kita menjaga kekuatan ini agar selalu dalam zona positif, seperti yang telah dikutib sebelumnya, selama kekuatan nurani ini dalam perasaan yang positif maka zona ikhlas yang melingkupi rasa syukur, tenang, sabar, focus, bahagia, harapan dan semangat, semua inilah yang akan kita rasakan. Maka tidak salah bukan kalau kita katakan ”we can do whit the power of God” kita bisa melakukan dengan kekuatan Tuhan, karena kekuatan Tuhan itulah yang terbungkus dalam setiap nurani yang beriman, yakin akan keagunganNya dan pasrah pada setiap kehendakNya. Dengan begitu kita akan lebih merasakan buah dari perasaan yang positif dan begitu sia-sianya dengan berperasaan negatif.

Ada satu contoh kisah dengan menyikapi perasaan positif dan negatif, ”antara sabar dan mengeluh”
Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain itu pasti karena tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau. Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?" Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."
Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,: " Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar